Friday, January 11, 2019

Biochemical Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) biasanya mendefinisikan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menstabilisasi materi organik yang dapat diuraikan dibawah kondisi aerobik.

Apa Yang Dimaksud Dengan BOD dan COD

BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh bakteri di dalam air untuk menguraikan (mengoksidasikan) zat organik yang ada di dalam air. Pengertian lainnya adalah jumlah oksigen dalam miligram yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1 liter air selama pengeraman 5x24 jam pada temperatur 20°C.

Penguraian bahan organik di alam, melibatkan berbagai macam organisme dan menyangkut reaksi oksidasi. Dimana reaksi oksidasi ini, hasil akhirnya berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Reaksi oksidasi selama pengujian BOD merupakan hasil dari aktivitas biologis yang sangat dipengaruhi oleh temperatur dan jumlah populasi.

Oleh karena itu, selama pengujian BOD, temperatur harus diusahakan konstan pada 20°C. Sedangkan mengenai waktu yang diperlukan untuk proses oksidasi, secara teoritis adalah tidak terbatas. Dalam prakteknya, biasanya berlangsung selama 5 hari dengan anggapan bahwa selama kurun waktu itu persentase reaksi cukup besar dari total BOD.

Waktu pengujian BOD selama 5 hari merupakan bagian dari total BOD dan waktu pengujian BOD 5 hari merupakan 70-80% dari nilai waktu pengujian BOD total. Penentuan waktu pengujian BOD adalah 5 hari, dapat mengurangi kemungkinan hasil oksidasi amonia (NH3) yang cukup tinggi terbentuk.

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen (O2) dalam miligram yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan atau zat organis per 1 liter sampel air dimana pengoksidasinya berupa kalium dikromat (K2Cr2O7) yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).

Nilai COD berhubungan erat dengan jumlah kandungan oksigen terlarut, karena oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting yang dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air dan merupakan indikator yang peka terhadap proses-proses kimia dan biologi.

Kalium dikromat (K2Cr2O7) digunakan sebagai agen pengoksidasi karena kemampuannya dalam mengoksidasi berbagai macam bahan organik secara sempurna menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Pada uji COD, sifat kalium dikromat yang dipilih yaitu berupa asam kuat dan bertemperatur tinggi. Sehingga, secara alamiah akan terjadi kehilangan zat-zat yang menguap dan terjadi pembentukan zat-zat selama waktu penguraian.

Perbandingan BOD dengan COD , yaitu “Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Uji COD biasanya menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan uji BOD.

Hal ini disebabkan bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologis dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD”. Kemudian hal ini diperjelas kembali, bahwa agen hayati seperti bakteri dapat mengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O, sedangkan agen kimia seperti kalium dikromat dapat mengoksidasi lebih banyak zat, sehingga nilai COD lebih tinggi dari BOD pada kondisi air yang sama.

0 comments:

Post a Comment